Politik – Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Lampung meminta caleg perempuan jangan hanya menuntut affirmative action tanpa dibarengi peningkatan kapasitas.
“Harapan kita bukan hanya sekedar menuntut affirmative action 30 persen tanpa kita iringi dengan meningkatkan kemampuan pendidikan sebagai caleg perempuan,” kata Ketua KPPI Provinsi Lampung Nenden Tresnanursari di Pusiban Pemprov Lampung, Senin (26/6/2023).
Hal itu disampaikan dalam acara Pelatihan Caleg Perempuan Lintas Partai Politik se-Provinsi Lampung dengan tema “Strategi Menghantarkan Caleg Perempuan Menjadi Anggota Legislatif di 2024”.
Acara ini menghadirkan narasumber Anggota KPU Provinsi Lampung Antoniyus Cahyalana, dan Akademisi Universitas Lampung Drs Ikram mewakili LAdA Damar Lampung.
Baca Juga: FBCB Desak Negara Hadirkan Pemilu yang Berkeadilan Gender
Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Lampung Dr Fitrianita Damhuri.
Nenden Tresnanursari mengajak caleg perempuan jangan hanya menuntut affirmative action tanpa mau belajar untuk menjadi wakil rakyat yang berkualitas dan memiliki wawasan dan kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat.
“Caleg perempuan harus menjadi pembelajar cepat. Ada empat hal yang harus kita buang jauh dari pikiran kita,” ujar dia.
“Pertama, saya tidak bisa. Kedua, itu tidak mungkin. Ketiga, saya sudah tahu. Keempat, nanti saja,” pungkas Nenden.
Pelatihan caleg perempuan untuk pemenuhan affirmative action turut menyumbang capaian Indeks Pemberdayaan Gender.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Lampung Dr Fitrianita Damhuri berharap pelatihan caleg perempuan bisa meningkatkan capaian Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) di Provinsi Lampung.
“IPG ini masalah kita sebenarnya,” kata Fitrianita saat membuka acara pelatihan di Pusiban.
Dia menuturkan IPG Provinsi Lampung setiap tahunnya terus membaik berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
“Ada tiga indikator penilaian IPG yakni keterlibatan perempuan di dalam parlemen, perempuan sebagai tenaga profesional, dan sumbangan pendapatan perempuan,” ujar dia.
Baca Juga: Pengarusutamaan Gender di Lampung Membaik
Untuk tiga indikator itu, lanjut Fitrianita, IPG Lampung masih tertinggal jauh secara nasional.
Di tahun 2021 IPG Lampung 67.96 sedangkan Indonesia di angka 76.26.
“Ada selisih 10 poin lebih. Artinya kita harus berlari mengejar ketertinggalan itu,” kata dia.
Kemudian pada tahun 2022 terjadi peningkatan IPG 68.24, tapi angka nasional 76.59.
“Naik sedikit, tapi masih cukup jauh,” ujar Fitrianita.
Pelatihan Caleg Perempuan Lintas Partai Politik se-Provinsi Lampung diharapkan bisa berhasil menghantarkan peserta kegiatan menjadi anggota legislatif 2024.
“Mudah-mudahan tahun depan, ketika dievaluasi, capaian IPG di Provinsi Lampung akan meningkat lagi,” tutup dia.